Kebutuhan kompetensi bahasa Jepang bagi warga Banjar Panca Bhineka, Tanjung Benoa,
Kuta Selatan, Badung bagi pelaku pariwisata mutlak diperlukan. Aspek ini penting untuk
mendukung industri wisata bahari yang merupakan ikon pariwisata di daerah tersebut.
Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Bali sebagai lembaga pendidikan vokasi mengamati
perkembangan pariwisata bahari di Tanjung Benoa berkembang pesat terutama dengan
kedatangan turis manca negara dalam berbagai aktivitasnya. Sementara para pelaku
pariwisata belum siap menghadapi kondisi ini karena kemampuan komunikasi berbahasa
asing belum memadai, salah satu sebabnya adalah, pekerjaan yang dahulu sebagai nelayan,
sekarang bergeser menjadi pelaku pariwisata. Kondisi ini perlu disikapi dengan memberikan
pelatihan bahasa asing khususnya bahasa Jepang yang menekankan pada komunikasi sehari-
hari. Metode pembelajaran yang digunakan berbasis paradigma student centered dengan
pendekatan communicative language teaching. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi
komunikasi bahasa Jepang dengan cara mengenalkan suatu konteks yang relevan. Peserta
setelah diberikan pelatihan sudah mampu mengucapkan bunyi ‘hatsuon’, greetings, asking
thanking and saying apologies, serta bercakap-cakap: memperkenalkan diri, menyatakan
kepunyaan, menyatakan skejul juga harga.