Ida Bagus Ketut Surya Putra atau dikenal Gus Putra adalah seorang perajin dan penjual perlengkapan upacara yadnya di Pulau Bali. Gus Putra kehilangan pekerjaannya sebagai buruh harian di pabrik selama pandemi Covid-19. Untuk mencukupi kebutuhan hidup, Gus Putra mulai membuat perlengkapan upacara yadnya dari bambu dan menjualnya kepada tetangga yang membutuhkannya. Namun, usahanya mengalami kendala karena kesulitan memenuhi permintaan saat ada upacara yadnya karena peralatan yang kurang memadai. Selain itu, permintaan produknya menurun drastis ketika tidak ada upacara yadnya, karena kurangnya promosi untuk memasarkan produknya secara luas. Ida Bagus Ketut Surya Putra juga kesulitan dalam mengetahui keuntungan dari usahanya karena tidak melakukan pencatatan modal dan penghasilan dengan baik. Analisis situasi mengungkapkan bahwa mitra pengabdian menghadapi masalah dalam peralatan produksi, pemasaran hasil produksi, dan pengelolaan keuangan yang kurang optimal. Dari analisis situasi diberikan solusi berupa bantuan alat produksi, pelatihan penggunaan media sosial dalam promosi produk dan pelatihan manajemen keuangan. Hasil dari kegiatan pengabdian yang telah dilakukan berhasil meningkatkan jumlah penjualan sebesar 50% untuk masing-masing produk yang dihasilkan dan mitra pengabdian sudah mampu secara mandiri dalam memanfaatkan media sosial dan manajemen keuangan.
Ardhana, I.K., 2017. 'Cultural Tourism and Hindu Rituals in Bali', Journal of Bali Studies, 7(2), pp. 22-35.
Bali Island Map. 2022. Map Pulau Bali. Bali Citra Satelit. www.maps.google.com. Diakses tanggal 9 Oktober 2023.
Howe, L., 2019. The Changing World of Bali: Religion, Society and Tourism. Routledge.
Eiseman, F.B., 2018. Bali: Sekala and Niskala. Tuttle Publishing.
Lansing, J.S., 2020. Priests and Programmers: Technologies of Power in the Engineered Landscape of Bali. Princeton University Press.
MacRae, G., 2016. 'Economies of Sacred Space: The Balinese Temple in a Time of Globalization', International Journal of Cultural Property, 23(3), pp. 315-334.